LPM Presentasikan Rencana Kerja Tahun 2023 di Depan Pimpinan Universitas
Malang-Rangkaian panjang penyusunan rencana kerja tahun 2023 di Lingkungan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang telah memasuki tahap akhir. Tim Reviewer mengundang setiap unit untuk mempresentasikan hasil perbaikan Term of Reference (ToR) yang telah diusulkan melalui aplikasi Sistem Perencanaan Anggaran (Siperang). Usulan ToR tersebut sebelumnya telah direview oleh Tim Reviewer yang terdiri dari Lembaga Penjaminan Mutu (LPM), Satuan Pengawas Internal (SPI), dan Bagian Perencanaan.
Masing-masing Tim Reviewer memiliki tugas yang berbeda. LPM bertugas menilai keselarasan program kegiatan dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) Universitas dengan bobot nilai 30%. Sedangkan SPI, bertugas menilai tujuh aspek, yaitu penerima manfaat, output kegiatan, outcome kegiatan, strategi pencapaian, tahapan pencapaian, proporsional pembiayaan, sifat pemanfaatan anggaran/biaya dengan bobot nilai 40%. Adapun Bagian Perencanaan bertugas menilai kesesuain program kegiatan dengan Standar Biaya Umum (SBU)/Standar Biaya Masukan (SBM) dengan bobot 30%.
Kegiatan presentasi ToR tersebut dilaksanakan selama dua hari (22-23 Maret) di Aula Gedung Rektorat Lantai 5. Kegiatan diawali dengan pembukaan oleh Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim dan dilanjutkan dengan presentasi dari masing-masing unit kerja. Segenap pimpinan universitas kemudian memberikan tanggapan berupa kritik dan saran terhadap ToR yang dipresentasikan.
LPM mendapatkan giliran presentasi di hari kedua (23/3). Dalam kesempatan tersebut, Sekretaris LPM, Abdul Aziz, bertugas menyampaikan materi presentasi. terdapat tujuh program kegiatan utama yang diagendakan oleh LPM pada tahun 2023. Pertama, akreditasi internasional program studi. Anggaran yang dialokasikan untuk program ini Rp. 6.927.100.000,- (86,74% dari seluruh anggaran).Â
Lembaga akreditasi internasional yang akan dilibatkan dalam program tersebut adalah Foundation for International Business Administration Accreditation (FIBAA) untuk program studi bidang sosial-humaniora, Indonesian Accreditation Board for Engineering Education (IABEE) dan Akkreditierungsagentur für Studiengänge der Ingenieurwissenschaften, der Informatik, der Naturwissenschaften und der Mathematik (ASIIN) untuk program studi bidang sains dan teknologi.
Program kedua adalah World Class University (WCU) yang mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp. 219.855.000,- atau 2,75% dari seluruh anggaran. Program ini terdiri atas 4 rangkaian kegiatan, yaitu perancangan sistem pemeringkatan universitas kelas dunia, seminar QS Stars Methodology, workshop penyusunan roadmap dan kriteria QS WUR, dan benchmarking pengelolaan sistem penjaminan mutu perguruan tinggi.
Ketiga, akreditasi nasional program studi. Program ini terdiri dari dua rangkaian kegiatan, yaitu pendampingan peningkatan status dan peringkat akreditasi dan klinik penjaminan mutu. LPM mengalokasikan dana sebesar Rp. 81.725.000,- (1,02% dari seluruh anggaran untuk pelaksanaan program ini. Sebagai tambahan informasi, akreditasi program studi di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang terbagi ke dalam dua lembaga, yaitu BAN-PT dan LAM.
Keempat, pengembangan standar mutu. LPM menganggarkan 702.115.000,- (8,79% dari seluruh anggaran) untuk realisasi program ini. Terdapat empat rangkaian kegiatan dalam program tersebut, yaitu workshop pemutakhiran dokumen SPMI, workshop penyusunan pedoman SOP layanan publik, penyusunan standar dan pengelolaan data dan informasi PD-Dikti, dan pendirian LSP-P1.
Program usulan yang kelima adalah peningkatan kompetensi SDM. Program ini meliputi dua kegiatan, yaitu sertifikasi dosen untuk Dosen Tetap Program Studi (DTPS) dan pelatihan dan penyamaan persepsi asesor (BKD, Serdos, dan BSNP). Dana sebesar Rp . 120.000.000,- (1,50% dari seluruh anggaran) diajukan untuk realisasi program ini.
Program selanjutnya adalah Audit Mutu Internal (AMI). Program tahunan LPM ini mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp. 101.900.000,- (1,28% dari seluruh anggaran). AMI terdiri dari dua kegiatan, yaitu workshop penyusunan pedoman dan manual survey kepuasan dan pelaksanaan AMI.
Adapun program terakhir yang diusulkan LPM adalah tinjauan manajemen. Program yang dilaksanakan menjelang akhir tahun fiskal ini bertujuan untuk mengevaluasi manajemen universitas selama satu tahun dalam mencapai standar mutu yang telah ditetapkan. LPM menganggarkan Rp. 46.575.000,- (0,58% dari seluruh anggaran) untuk realisasi program tersebut.
Tujuh usulan program tersebut dipresentasikan dengan baik oleh Abdul Aziz dan mendapatkan respons positif dari pimpinan universitas. Dalam menyusun tujuh program tersebut, LPM mendasarkan pada target besar yang dicanangkan oleh Rektor, yakni Unggul dan Bereputasi Internasional pada tahun 2025. Besar harapan semua program dapat terealisasi dengan baik dan lancar.(red/sp)