27 Jan 2023

Sembilan Program Studi UIN Malang Bersiap Mengikuti Akreditasi Internasional FIBAA dan ASIIN

Malang – Pimpinan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang melalui Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) kembali menunjukkan komitmennya untuk menjadi perguruan tinggi unggul dan bereputasi internasional. Tahun ini, terdapat 9 program studi yang diafirmasi untuk mendaftarkan diri ke lembaga akreditasi internasional. Dua lembaga tersebut adalah FIBAA (Foundation for International Business Administration Accreditation) dan ASIIN (Akkreditierungsagentur für Studiengänge der Ingenieurwissenschaften, der Informatik, der Naturwissenschaften und der Mathematik). Keduanya berasal dari Jerman. 

Sebagai persiapan awal, siang ini (Jumat, 27/01), LPM mengundang Ketua dari 9 Program Studi tersebut dan Wakil Dekan bidang Akademik dari tiga fakultas yang menaunginya untuk rapat koordinasi. Sembilan prodi tersebut yaitu Pendidikan Bahasa Arab, Manajemen Pendidikan Islam, Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Manajemen, Perbankan Syariah, Matematika, Biologi, Fisika, dan Kimia. Lima program studi pertama akan mendaftar ke FIBAA dan sisanya akan mendaftar ke ASIIN.

Rapat koordinasi dilaksanakan di Ruang Rapat LPM, Gedung Rektorat Lantai IV. Ketua LPM, Helmi Syaifuddin bersama Kepala Pusat Audit dan Pengendalian Mutu, Meinarni Susilowati, dan Kepala Pusat Pengembangan Standar, Ahmad Mubaligh hadir untuk mengkoordinir kegiatan. 

Dalam pengantarnya, Helmi menyampaikan bahwa pihaknya sudah berkoordinasi dengan dekan dari masing-masing fakultas yang menaungi sembilan program studi. Para dekan sudah menyatakan setuju untuk mengafirmasi program studi tersebut. Pekerjaan berat, lanjut Helmi, yang harus segera dilakukan adalah mengevaluasi kurikulum agar sesuai dengan standar Eropa.

“Belajar dari pengalaman 8 program studi yang kita daftarkan tahun lalu, kurikulum harus kita tata terlebih dahulu. Jangan sampai antar program studi memiliki kurikulum dengan sistematika yang berbeda-beda. Akreditasi internasional, pada intinya menekankan bahwa antara profil lulusan dengan kebutuhan dunia kerja memiliki relevansi” papar Helmi.

Adapun berkaitan dengan pengelolaan anggaran, Helmi menyampaikan bahwa LPM yang akan mengendalikannya supaya tidak memberatkan program studi. Selanjutnya, program studi akan dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok FIBAA dan kelompok ASIIN. Pemutakhiran kurikulum menyesuaikan kebutuhan masing-masing lembaga akreditasi.

Menyambung paparan Helmi, Meinarni menyampaikan bawah ada tiga tahapan yang harus dilakukan oleh tim program studi untuk pemutakhiran kurikulum. 

“Pertama, Bapak/Ibu harus melakukan evaluasi kurikulum secara mandiri. Kemudian, setelah itu Bapak/Ibu mengundang pakar eksternal yang relevan bidangnya untuk mereview. Di tahapan terakhir, kita lakukan finalisasi bersama di hotel dengan narasumber yang sama” papa Meinarni.

Sebelum rapat koordinasi diakhiri, forum dilanjutkan dengan diskusi membahas kendala-kendala yang kemungkinan akan dihadapi. Beberapa usulan muncul, di antaranya supaya anggaran dikelola terpusat di LPM untuk memudahkan tim program studi untuk bekerja. Tim program studi mengeluhkan bahwa selama ini sering mengalami kendala pencairan anggaran kegiatan.(red/sp)

Loading