14 Apr 2022

Gelar Pelatihan ISO 14001:2015, LPM Dukung Wujudkan UIN Malang Sebagai Green University

Malang-Selama tiga hari kemarin (Senin-Rabu, 11-13 April), Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) UIN Maulana Malik Ibrahim Malang menggelar pelatihan Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001:2015. Kegiatan tersebut bertempat di Ruang Pertemuan LPM, Gedung Rektorat Lantai IV. Peserta yang hadir sebanyak 25 orang yang terdiri dari laboran, tim eco enzim, dan personalia LPM. Kegiatan dibuka oleh Ketua LPM, Helmi Syaifuddin pada pukul 13.00 WIB.

Dalam sambutannya, Dosen yang juga merupakan asesor BAN-PT ini menyatakan bahwa kegiatan pelatihan ini gayut dengan program pimpinan universitas.

“Saat ini, universitas harus memiliki kesadaran terhadap sustainability lingkungan. Isu tentang lingkungan sedang menjadi isu yang strategis. Pimpinan universitas juga sedang merancang program pengolahan limbah dan sambah. Jadi, kegiatan kita selama tiga hari ini gayut dengan agenda pimpinan universitas. Kita akan targetkan melakukan pengukuran melalui UI Green Metric” jelasnya.

Setelah pembukaan, peserta diajak mengikuti pre test. Langkah ini ditempuh untuk mengetahui pemahaman awal peserta terhadap isu-isu dan sistem manajemen lingkungan. Pre test diberikan melalui aplikasi Google Form dengan durasi waktu 15 menit. Semua peserta dapat menyelesaikan pre test dengan baik.

Selanjutnya, giliran narasumber, Sholichin Agung Darmawan, menyampaikan materi. Presiden Direktur PT. DeCRA Group Indonesia ini memulai dengan menjelaskan konsep Green University dan Sistem Manajemen Lingkungan. Namun sebelumnya, Pak Shol, sapaan akrabnya, menjelaskan sasaran dari pelatihan ini.
“Bapak/Ibu, ada tiga sasaran yang harus kita capai selama tiga hari kedepan, yaitu Bapak/Ibu memahami ISO 14001:2015 dalam konteks organisasi, memahami persyaratan audit ISO 14001:2015, dan mempraktikkan internal audit untuk ISO 14001:2015” paparnya.

Perkembangan manajemen universitas dunia saat ini, lanjut Sholihin, mulai concern pada lingkungan. Sayangnya, di Indonesia isu lingkungan belum banyak diperhatikan. Di lingkungan PTKIN sendiri, masih sedikit universitas yang menggunakan ISO 14001:2015. Padahal, lima atau sepuluh tahun lagi, kemungkinan isu lingkungan menjadi fokus utama pengelolaan universitas. Bukan lagi mutu, karena mutu sudah menjadi keharusan yang melekat. 

Isu lingkungan berkaitan erat dengan sustainability kampus. Kampus yang berkelanjutan adalah kampus yang telah mencapai pengurangan jejak ekologisnya jauh melampaui standar dan telah melakukannya dengan etos kelembagaan yang mengadvokasi keadilan, perdamaian, rasa hormat dan tindakan untuk melindungi integritas sistem alam dan menunjukkan kesediaan terbuka untuk membagikan ini informasi di luar temboknya sendiri, dimanapun dibutuhkan.

Sholichin kemudian memaparkan ISO 14001:2015. Di hari pertama, pembahasan difokuskan pada Klausul 4 (konteks organisasi), Klausul 5 (Leadership), Klausul 6 (aspek dan impak), dan Klausul 7 (pendukung). Kegiatan diakhiri pada pukul 17.00 WIB dan akan dilanjutkan esok harinya.

Pada hari kedua (Selasa, 12/4), pemaparan materi dilanjutkan ke Klausul 8.1 (Operasional), Klausul 8.2 (Tanggap Darurat), Klausul 9 (Monitoring dan pengukuran Lingkungan, Internal Audit dan Tinjauan Manajemen), dan Klausul 10 (Peningkatan). Setelah jeda istirahat Sholat Ashar, Sholichin menjelaskan Audit Sistem Manajemen Lingkungan. 

“Terdapat tiga tahapan dalam audit, yaitu Pre-Audit, On Site Audit, dan Post-Audit. Pada tahap Pre-Audit dilakukan pembentukan tim, ruang lingkup, kelayakan, peninjauan dokumen, kemudian persiapan audit lapangan. Untuk On Site Audit, biasanya diawali pembukaan, proses audit, dan penutupan. Nah, untuk tahapan terakhir, Post-Audit meliputi laporan audit, distribusi laporan audit, penyelesaian audit, dan tindak lanjut audit” papar Sholichin.

Adapun untuk hari terakhir, peserta diberikan kesempatan untuk praktek melakukan audit lingkungan di internal kampus. Peserta dibagi menjadi empat tim dengan rincian, tim pertama bertugas mengaudit Ma’had, tim kedua mengaudit Tempat Penampungan Sementara (TPS), tim ketiga bertugas mengaudit Laboratorium Kimia, dan tim keempat mengaudit Laboratorium Biologi.

Setelah mendapatkan pengarahan singkat, tim tersebut kemudian menuju lokasi audit masing-masing untuk mengambil foto aspek-aspek yang berdampak pada lingkungan setempat. Setelah istirahat Sholat Ashar, mereka diminta mempresentasikan hasil analisis dan diskusi. Hal-hal yang harus dipaparkan oleh peserta meliputi ketidaksesuaian aspek lingkungan, dampak yang ditimbulkan, Klausul ISO 14001:2015, peraturan perundangan, dan tindak lanjut yang harus dilakukan.

Menjelang penutupan, peserta diminta mengikuti post test untuk mengukur pemahaman mengenai sistem manajemen lingkungan sesuai ISO 14001:2015. Nilai pre test dan post test akan digunakan sebagai pertimbangan pemberian sertifikat pelatihan.

Menutup kegiatan, Helmi Syaifuddin menyampaikan bahwa pada tanggal 20 April akan diadakan kegiatan lanjutan berupa sosialisasi ISO 14001:2015 bersama pimpinan universitas. 

“Sosialisasi ini akan kita gunakan untuk mendengar respons dan komitmen pimpinan pada program green university. Perlu juga nanti dibentuk tim penanggungjawabnya, supaya bisa lebih maksimal. Kita juga akan mengundang pihak UI Green Metric untuk menumbuhkan pemahaman dan kesadaran manajemen lingkungan” pungkas Helmi.

Loading