Matangkan Persiapan Akreditasi Nasional dan Internasional, LPM IAIN Palangkaraya Benchmarking ke LPM UIN Malang
Malang-Tim LPM IAN Palangkaraya berkunjung ke LPM UIN Malang pada Kamis pagi (19/10). Tujuan utama kedatangan rombongan 3 orang tersebut adalah untuk menimba ilmu tentang sistem penjaminan mutu perguruan tinggi. Langkah ini dilakukan, lantaran Pengurus LPM IAIN Palangkaraya baru saja dilantik 3 bulan lalu, sehingga tepat kalau mengawali langkah dengan menimba pengalaman di UIN Malang, khususnya bagaimana tata kelola LPM yang baik.
Terlebih lagi, saat ini LPM IAIN Palangkaraya juga sedang menyiapkan akreditasi nasional dan internasional untuk mendukung alih status menjadi UIN Palangkaraya. Akreditasi nasional untuk program studi di bawah cakupan LAMEMBA dan LAMDIK. Sedangkan akreditasi internasional untuk bidang ilmu sosial melalui FIBAA. Demikian terang Muhammad Nasir dalam sambutannya di awal diskusi.
Diskusi dengan Tim LPM IAIN Palangkaraya berlangsung di ruang rapat LPM. Mengawali pemaparannya, Helmi Syaifuddin, Ketua LPM UIN Malang menyampaikan profil LPM UIN Malang dengan visi dan misi yang mendukung tagline UIN Malang: unggul bereputasi internasional.
“Target kami pada 2025 adalah 80% prodi terkareditasi unggul dan UIN Malang masuk pemeringkatan QW WUR” ujar Helmy.
Lebih lanjut, ia lalu memaparkan langkah-langkah persiapan akreditasi internasional FIBAA yang telah dilakukannya bersama tim akreditasi internasional UIN Malang. Sebagaimana diketahui, tahun ini ada delapan program studi di UIN Malang yang tengah bersiap submit dokumen SER (Self Evaluation Report), setelah sebelumnya melakukan registrasi pada akhir tahun lalu.
Menurut Helmi, kurikulum menjadi kunci utama akreditasi FIBAA. Oleh sebab itu, langkah pertama yang dilakukan UIN Malang adalah memfasilitasi program studi untuk melakukan pemutakhiran kurikulum yang berstandar Eropa. Pemutakhiran kurikulum dilaksanakan dalam tiga tahap. Tahap pertama, kurikulum direview oleh tim internal program studi. Tahap kedua, review oleh pakar eksternal. Pada tahap ini program studi mengundang seorang pakar sesuai dengan bidang keilmuan program studi untuk meninjau kurikulum. Hasil peninajuan oleh pakar eksternal tersebut dijadikan sebaga bahan di tahap ketiga, yaitu finalisasi kurikulum.
Selain kurikulum, ketersediaan anggaran yang cukup juga perlu diperhatikan oleh perguruan tinggi untuk proses akreditasi internasional. Perlu ada alokasi khusus dan direncanakan sejak awal karena nominal anggaran yang dibutuhkan besar. Helmi juga memaparkan bagaimana proses penganggaran akreditasi internasional di UIN Malang.
“Tim LPM Palangkaraya akan menjadikan pengalaman UIN Malang sebagai dasar untuk persiapan akreditasi internasional dan penataan kelembagaan di LPM” ujar Muhammad Nasir menanggapi pemaparan Helmi Syaifuddin.(red/sp)