Benahi Rumusan Temuan, Tim Auditor Internal Bergantian Presentasikan Hasil Audit Lapangan
Batu – Bertempat di Bromo Hall, Zam Zam Hotel & Convention, pagi ini Tim Auditor Internal secara bergantian mempresentasikan temuan yang diperoleh pada saat pelaksanaan Audit Lapangan (AL). Sedianya semua Tim Auditor Internal mendapat giliran untuk presentasi, namun dikarenakan keterbatasan waktu, hanya perwakilan dua tim saja yang presentasi. Presentasi dikawal langsung oleh Ketua LPM, Helmy Syaifuddin, sebagai reviewer.
Tim pertama yang mempresentasikan temuan adalah Tim 6 yang terdiri dari Idrus Muhsin bin Agil, Laily Nur Arifa, dan Fantika Febry Puspitasari. Tim ini bertugas melakukan audit terhadap dua program studi di Fakultas Sains dan Teknologi, yaitu Sarjana Kimia, Sarjana Biologi, dan Sarjana Teknik Informatika. Berbagai temuan dihasilkan oleh Tim 6, mulai dari observasi, minor, dan major.
Salah satu temuan yang dianggap masuk kategori major oleh Tim 6 adalah jumlah lulusan tepat waktu kurang dari 40%. Temuan ini disepakati oleh pengelola program studi selaku auditee dan akan segera ditindaklanjuti. Selain ketidaksesuaian, tim ini juga menemukan adanya temuan positif, misalnya adanya kebijakan pemberian bantuan UKT kepada mahasiswa yang kurang mampu dari UPPS.
Tim selanjutnya yang mempresentasikan temuan adalah Tim 12 yang terdiri dari Ririen Kusumawati, Arief Rahman Hakim dan Walid Fajar Antariksa. Tim ini bertugas melakukan audit terhadap 3 program studi di Pascasarjana, yaitu Magister Pendidikan Agama Islam, Magister Studi Ilmu Agama Islam, dan Doktor Pendidikan Agama Islam Berbasis Interdisipliner.
Salah satu temuan yang dinilai sebagai ketidaksesuaian major oleh Tim 12 adalah tidak ditemukannya dokumen kebijakan yang menjadi dasar renim mahasiswa. Selain itu, laman website program studi tidak dapat diakses. Temuan ini dikoreksi oleh Helmy Syaifuddin, sebaiknya kategori untuk dua temuan tersebut sebatas observasi saja karena dampaknya tidak luas untuk program studi.
Permasalahan penting lainnya yang menjadi temuan dengan kategori ketidaksesuaian major adalah tidak ditemukannya dokumen formal kurikulum program studi. Temuan ini ini dikonfirmasi oleh beberapa auditor lain. Helmy Syaifuddin juga menyepakati bahwa temuan ini layak untuk diangkat menjadi pembahasan dalam Rapat Tinjauan Manajemen (RTM).
“Bapak/Ibu, dari presentasi pagi ini, ada beberapa temuan yang layak diangkat ke tingkat RTM, yaitu kurikulum. Bagaimana mungkin prodi tidak mempunyai dokumen formal kurikulum. Tinggal nanti bagaimana UPPS menindaklanjuti” pungkas Helmy menutup sesi presentasi.(red/sp)