Agenda Padat Merayap, LPM Terpaksa Gelar Rapat Daring
Malang-Sebagai salah satu pilar bagi terselenggaranya pendidikan tinggi yang berkualitas, Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) memainkan peran sentral dalam proses bisnis perguruan tinggi. Tak terkecuali dalam hal ini adalah LPM UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Lembaga yang sekarang dinahkodai Helmi Syaifuddin ini memiliki tugas tanggungjawab yang tidak ringan.
LPM UIN Malang menjadi perpanjangan tangan sekaligus ujung tombak bagi pimpinan Kampus Ulul Albab tersebut dalam meningkatkan mutu pengelolaan dan meraih rekognisi baik tingkat nasional, maupun internasional. Maka, tak heran jika agenda kerja LPM bertumpuk dan padat merayap. Oleh karenanya, koordinasi yang efektif dan efisien mutlak dibutuhkan, supaya agenda kerja tersebut dapat dituntaskan dengan baik dan maksimal.
Dalam rangka mewujudkan koordinasi yang efektif dan efisien itulah, pada Kamis (27/1) malam LPM menggelar rapat koordinasi secara virtual. Langkah ini ditempuh karena sulitnya mencari waktu yang pas di jam kerja untuk rapat koordinasi. Maklum, padatnya agenda kerja menyebabkan tim LPM sulit untuk menyamakan jadwal.
Rapat koordinasi tersebut dimulai pada pukul 19.00 WIB menggunakan aplikasi Zoom. Hampir semua tim dapat hadir dan mengikuti rapat. Agenda utama rapat malam itu adalah pembahasan rencana kerja LPM selama tahun 2022 yang mengalami beberapa perubahan pasca Rapat Pimpinan (Rapim) beberapa hari sebelumnya. Rencana kerja tersebut harus segera diselaraskan dengan kalender akademik universitas dan pagu anggaran di POK LPM.
“Sebelumnya, saya ucapkan terima kasih kepada teman-teman LPM karena bersedia meluangkan waktu istirahatnya untuk membahas agenda kantor. Rapat malam ini terpaksa kita lakukan secara daring karena sulitnya mencari waktu yang pas untuk duduk bersama di kantor, sementara kita harus segera mengeksekusi program kerja” papar Helmi membuka rapat.
Lebih lanjut Helmi mengingatkan bahwa dalam penyusunan program kerja ada tiga hal yang harus dipertimbangkan, yaitu siklus PPEPP, kalender akademik universitas, dan persentase penyerapan anggaran. Pembahasan rapat dimulai dengan rencana kerja pada triwulan pertama. Beberapa kegiatan yang harus segera disiapkan misalnya pelatihan akreditasi internasional FIBAA untuk 8 prodi sosial humaniora, pelatihan ISO 14001, dan sosialisasi ISO 14001.
Pukul 22.30 WIB rapat terpaksa harus diakhiri karena sudah terlalu larut malam, meskipun pembahasan baru sampai di rencana kerja triwulan pertama. Walau demikian, rapat tersebut berjalan dengan efektif dan efisien. Rapat ditutup dengan foto bersama.(red/sp)