17 Oct 2023

Perdalam Wawasan Akreditasi Internasional, LPM IAIN Madura Benchmarking ke LPM UIN Malang

Malang-Akreditasi internasional tengah menjadi isu hangat di jenjang perguruan tinggi Indonesia. Banyak perguruan tinggi berlomba mengikuti akreditasi internasional sebagai salah satu bentuk rekognisi. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura termasuk salah satu perguruan tinggi yang sedang bersiap mengikuti akreditasi internasional. Pimpinan IAIN Madura memiliki komitmen kuat untuk mewujudkan tujuan besar tersebut. Hal ini disampaikan Mulyadi, Ketua Lembaga Penjaminan Mutu IAIN Madura dalam kunjungannya bersama tim ke LPM UIN Maulana Malik Ibrahim Malang pagi ini (17/10).

Kedatangan rombongan dari pulau garam tersebut disambut hangat oleh segenap tim LPM UIN Malang. Tujuan utama kunjungan tersebut adalah studi banding atau benchmarking terkait persiapan akreditasi internasional, pelaksanaan Audit Mutu Internal (AMI), instrumen dan pedoman survey, dan review kurikulum. Sambil menikmati harumnya kopi Java Preanger, obrolan berlangsung gayut dan mengalir.

“Kedatangan kami ke sini sebenarnya tindaklanjut dari agenda kita sebelumnya untuk persiapan FIBAA. Kami bermaksud meminta bantuan Kembali kepada tim LPM UIN Malang untuk menindaklanjuti hal tersebut. Untuk waktu pelaksanaannya, kami menyesuaikan teman-teman dari UIN Malang. Selain itu tentu ada informasi-informasi lain yang kami butuhkan dari LPM UIN Malang” papar Mulyadi.

Menanggapi pernyataan Mulyadi tersebut, Meinarni Susilowati selaku Kepala Pusat Audit dan Pengendalian Mutu LPM UIN Malang mengungkapkan bahwa langkah dan komitmen pimpinan IAIN Madura dalam mempersiapkan akreditasi internasional FIBAA perlu diapresiasi dan didukung. Menurutnya, memilih FIBAA merupakan langkah yang tepat karena dari segi biaya relative lebih murah dibandingkan lembaga akreditasi lainnya. Namun, Meinarni menegaskan, persiapan yang dibutuhkan juga Panjang.

“Persiapan butuh waktu Panjang. Pertama, penyiapan kurikulum. Kami melakukan review secara internal oleh prodi. Sebenarnya kalau kurikulum sudah KKNI, sesungguhnya sudah OBE dan aman diakreditasi lembaga manapun. OBE bukan barang baru. Tidak banyak negara yang menekankan aspek character building. Kedua menulis SER, dan ketiga melengkapi lampiran atau appendices. Semua ini butuh kerja keras dari semua pihak” tandasnya.

Menyambung pernyataan Meinarni, Staf Profesional LPM UIN Malang, Rosihan Ashlihuddin menambahkan bahwa saat ini merupakan era yang sangat kompetitif bagi perguruan tinggi. Akreditasi dan sertifikasi internasional menjadi isu yang hangat di kalangan pengelola perguruan tinggi. Ada banyak manfaat selain rekognisi yang diperoleh perguruan tinggi dari akreditasi dan sertifikasi internasional, salah satunya adalah peningkatan mutu tata kelola.

“Keikutsertaan dalam akreditasi internasional penting bagi kita. Termasuk pula sertifikasi ISO. Saya sejak lama terlibat di situ. Menurutnya ISO menjadi sarana yang bagus untuk belajar learning system. Banyak manfaat yang sudah diperoleh UIN Malang dari sertifikasi ISO. Jadi kalau ada suara-suara negative terkait hal ini, menurut saya yang bersangkutan tidak pernah terlibat dan tidak paham apa itu ISO” tambah pria yang karib disapa Cak Ro ini.

Selain persiapan FIBAA, informasi best practice pelaksanaan AMI (Audit Mutu Internal) dan Survei Kepuasan juga menjadi informasi penting bagi tim LPM IAIN Madura. Tahun ini, AMI di IAIN Madura telah memasuki siklus III. Meski demikian, menurut Kepala Pusat Audit dan Pengendalian Mutu IAIN Madura, masih terdapat banyak kekurangan dalam pelaksanaanya. Terutama berkaitan dengan data laporan kinerja program studi. Adapun untuk pelaksanaan survei, masih terbatas pada survei kepuasan mahasiswa terhadap pelaksanaan pembelajaran. Untuk pemaparan best practice dua program tersebut, staf informasi dan Teknologi (IT) LPM UIN Malang, Supriyono yang memaparkan. Diskusi berlangsung hingga adzan dhuhur berkumandang. Kegiatan ditutup dengan makan siang dan foto bersama.(red/sp)

Loading